Ruang
Kamar saya cukup besar, karena pada dasarnya manusia tidaklah dapat hidup sendiri saya bagi kamar itu dengan beberapa orang yang saya percaya. Saya bagi menjadi beberapa ruang. Saya buatkan sekat pemisah satu dengan lainnya. Saya tata rapi ruang-ruang yang dipisah sekat itu sama besar. Beberapa diantaranya memang lebih besar dari yang lainnya, tapi kebanyakan adalah sama besar. Ruang-ruang itu saya beri perlengkapan secukupnya, dibuat senyaman mungkin agar ada yang mau tinggal di sana.
Ada dua ruang besar, beberapa ruang yang sedikit lebih kecil dari yang dua tadi, ruang-ruang yang dengan sendirinya terisi ketika saya selesai membangunnya. Semakin hari, semakin bertambah jumlah ruangnya. Setiap beberapa saat ruang itu ada yang bertambah besar, ada juga yang mengecil. Saya yang membuatnya seperti itu, alam bawah sadar saya yang menentukan seberapa besar ruang itu akan memperluas atau mengecilkan diri.
Dan sisanya adalah ruang-ruang yang lebih kecil, berderet berhadapan sama besar membentuk lahan di tengahnya menjadi sebuah lorong yang sangat panjang. Ruang-ruang yang saya biarkan kosong untuk sementara. Ruang yang saya biarkan menghilang dengan sendirinya, yang juga dapat membesar dan mengecil, mencaplok ruang di sebelahnya sehingga menjadi dua kali lebih besar atau hilang karena dimakan ruang lainnya.
Tapi justru karena ruang-ruang itu memang diperuntukan untuk manusia, beberapa dari mereka yang pernah tinggal di sana juga datang dan pergi. Mereka sebut diri mereka petualang, tidak bisa tinggal di suatu tempat dalam waktu yang lama, apalagi selamanya. Tidak mengapa. Sungguh tidak pernah saya jadikan masalah, bahkan ketika beberapa dari mereka meninggalkan salah satu ruang itu berantakan.
Tapi, kadang-kadang, justru yang meninggalkannya tersusun rapi yang mendatangkan masalah. Saya sering bertanya setelahnya, apa guna merapikan ruang-ruang ini kalau kemudian akan mereka tinggalkan? Sampai sekarang, tidak pernah bertemu orang yang bisa memberi saya jawaban atas pertanyaan tadi. Lagipula, pada akhirnya, ruangan itu saya hancurkan, saya bangun ruangan baru setelahnya. Lebih bagus, lebih kokoh. Jadi, siapa mencari ruang kosong untuk ditinggali, jangan sungkan untuk bertanya. Satu-dua hari boleh saja, toh saya juga belum berencana membiarkan ruang-ruang itu ditinggali selamanya.