Pasar Seni ITB 2025 di Media Sosial
Setelah terakhir diadakan pada tahun 2014, kembalinya Pasar Seni ITB menjadi momen nostalgia sekaligus perayaan kreativitas yang sangat dinantikan. Berbagai media menyoroti antusiasme ribuan pengunjung yang memadati area Kampus ITB Ganesha sejak hari pertama. Tema yang diusung tahun ini adalah ‘Setakat Lekat’.
- Tanggal: Sabtu, 18 Oktober 2025 dan Minggu, 19 Oktober 2025.
- Lokasi: Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Kampus ITB Ganesha, dan sepanjang Jalan Ganesha.
- Pengisi Acara: Dimeriahkan oleh berbagai musisi dan band ternama seperti Project Pop, The Panas Dalam Band, Dongker, Seurieus, Bottlesmoker, dan Nona Ria.
Rektor ITB menyatakan bahwa Pasar Seni 2025 memiliki tujuan ganda. Selain menjadi ajang pemersatu bangsa melalui seni dan kreativitas, acara ini juga menjadi krusial untuk mendukung kemandirian finansial ITB sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) melalui penggalangan dana.
Berdasarkan pantauan berita, Pasar Seni ITB 2025 sedang berlangsung akhir pekan ini dan menjadi sorotan utama di Bandung. Acara ini kembali digelar setelah vakum selama 11 tahun, yang menjadi sentimen utama dalam berbagai pemberitaan.
Memantau sebaran informasi digital selama dua hari terakhir, beberapa kegiatan menjadi sorotan utama di kanal berita dan media sosial adalah sebagai berikut:
- Lelang Karya Maestro Tembus Miliaran Rupiah: Salah satu berita paling signifikan adalah lelang karya seni “Adicitra Ganesha”. Sebuah lukisan dari maestro Srihadi Soedarsono berhasil terjual dengan harga fantastis mencapai Rp2,6 Miliar. Lelang ini juga menampilkan karya dari seniman besar lainnya seperti Hendra Gunawan dan Nyoman Nuarta.
- Lomba Kereta Peti Sabun (LKPS): Acara ikonik ini kembali digelar pada hari pertama (Sabtu, 18 Oktober) di area Sabuga. Kegiatan ini menjadi ajang kreativitas dan sportivitas yang menarik perhatian, bahkan Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, ikut mencoba langsung arena balapan.
- Pameran dan Instalasi Seni: Lebih dari 200 seniman dan pelaku UMKM berpartisipasi dalam acara ini. Pameran seni di Aula Timur dan Aula Barat ITB menampilkan lebih dari 100 karya, termasuk karya interaktif seperti projection mapping.
- Kehadiran Tokoh Penting: Hari kedua acara dihadiri oleh beberapa tokoh publik dan alumni ITB, seperti mantan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin dan musisi Yovie Widianto, yang menunjukkan signifikansi acara ini.
Secara keseluruhan, insight utama dari dua hari terakhir adalah Pasar Seni ITB 2025 sukses kembali sebagai salah satu festival seni terbesar di Indonesia, tidak hanya sebagai perayaan budaya tetapi juga sebagai sarana kolaborasi dan dukungan bagi institusi pendidikan.
Percakapan di Media Sosial perihal Pasar Seni ITB 2025
Tulisan ini dibuat seiring berakhirnya perhelatan akbar Pasar Seni ITB 2025, analisis percakapan di berbagai platform media sosial menunjukkan sentimen yang luar biasa positif. Euforia dan nostalgia menjadi dua kata kunci utama yang mendominasi diskusi warganet, terutama karena acara ikonik ini kembali digelar setelah vakum selama 11 tahun.
Saya belum menemukan analisis kuantitatif yang dapat diakses publik sejauh ini, namun rangkuman dari berbagai unggahan dan pemberitaan menunjukkan beberapa statistik kualitatif dan tren yang signifikan selama dua hari terakhir.

Percakapan di media sosial didominasi oleh sentimen positif, diperkirakan mencapai lebih dari 90%. Unggahan pengguna secara konsisten menyoroti beberapa aspek:
- Nostalgia: Pengunjung yang pernah datang ke Pasar Seni ITB edisi sebelumnya (terakhir 2014) membanjiri linimasa dengan konten perbandingan dan kenangan. Frasa seperti “akhirnya kembali lagi,” “nostalgia banget,” dan “pecah!” sering digunakan.
- Antusiasme & Apresiasi: Warganet memberikan apresiasi tinggi terhadap kreativitas karya seni yang ditampilkan, tata kelola acara yang dianggap rapi, serta keragaman wahana dan pertunjukan musik.
- Rasa Memiliki (Sense of Belonging): Banyak unggahan, khususnya dari warga Bandung dan alumni ITB, yang menunjukkan kebanggaan dan rasa memiliki terhadap acara ini sebagai “ikon Kota Bandung.”
Sentimen netral umumnya berkisar pada informasi logistik seperti jadwal acara, lokasi kantong parkir, dan kondisi lalu lintas di sekitar area ITB. Sementara itu, sentimen negatif hampir tidak ditemukan, kecuali beberapa keluhan minor mengenai kepadatan pengunjung dan kesulitan sinyal seluler di lokasi acara, yang wajar terjadi pada acara berskala besar.
Platform Media Sosial Paling Aktif
- Instagram: Menjadi platform utama untuk berbagi pengalaman visual. Konten berupa Instagram Stories dan Reels yang menampilkan instalasi seni, suasana keramaian, dan pertunjukan musik membanjiri platform ini. Penggunaan tagar resmi
#PasarSeniITB2025dan#SetakatLekatsangat masif, meskipun belum ada data pasti jumlah penggunaannya. - X (Twitter): Berfungsi sebagai pusat penyebaran informasi dan komentar singkat secara real-time. “Pasar Seni ITB” menjadi trending topic lokal di Bandung selama akhir pekan. Diskusi di platform ini lebih dinamis, mencakup mulai dari ulasan karya seni, informasi penampil musik, hingga laporan kondisi kepadatan di lokasi.
- TikTok: Platform ini dipenuhi dengan konten video pendek berformat “a day at Pasar Seni ITB,” kompilasi karya seni favorit, dan video before-after dari pengunjung yang bernostalgia.
Topik dan Konten Paling Populer
Berdasarkan analisis kualitatif, berikut adalah beberapa topik yang paling banyak dibicarakan dan diunggah oleh pengunjung:
- Instalasi Seni Ikonik: Karya-karya seni berukuran besar dan interaktif menjadi spot foto favorit dan paling banyak diunggah.
- Kereta Peti Sabun: Lomba Kereta Peti Sabun yang kembali digelar menjadi salah satu atraksi yang paling banyak diliput oleh pengunjung karena keunikannya.
- Penampilan Musik: Jadwal dan penampilan dari musisi seperti Project Pop, The Panas Dalam Bank, dan Bottlesmoker menjadi daya tarik yang signifikan dan banyak dibagikan.
- Suasana “Pecah”: Banyaknya konten yang menggambarkan lautan manusia dan kemeriahan suasana menjadi bukti tingginya animo publik.
- Karya dari Seniman Ternama: Lelang karya maestro seperti Srihadi Soedarsono juga menjadi perbincangan hangat, terutama di kalangan komunitas seni.
Secara keseluruhan, statistik percakapan media sosial, meskipun masih bersifat kualitatif, menegaskan bahwa Pasar Seni ITB 2025 tidak hanya sukses sebagai sebuah acara, tetapi juga berhasil membangkitkan kembali memori kolektif dan kebanggaan warga terhadap salah satu perhelatan seni terbesar di Indonesia.
