Dibungkus: Pisang Keju Cokelat Sunda Raos (Simpang Dago)
Berbeda dengan pedagang pisang keju kebanyakan yang membakar pisangnya, di Sunda Raos pisangnya digoreng dengan metode deep fried.
View the articleBerbeda dengan pedagang pisang keju kebanyakan yang membakar pisangnya, di Sunda Raos pisangnya digoreng dengan metode deep fried.
View the articleSiomay Mang Ade ini salah satu siomay yang sering saya kunjungi. Alasannya apa lagi kalau bukan karena enak dan murah.
View the articleMakan Seafood Combo Bang Bopak, isinya segala ada porsinya untuk satu keluarga hanya 160.000 rupiah!
View the articleDi Bandung ini penjual sate itu ada di mana-mana, sama seperti tukang nasi goreng. Ada yang enak banget, punya nama seperti sate Pak Gino atau Sate Maulana Yusuf, tapi harganya mahal dan biasanya antri karena yang beli bukan hanya dari daerah sekitar, tapi memang sebanding dengan kualitas rasanya. Sisanya, adalah lapak pinggir jalan seperti Sate Cisitu ini. Saya sering beli sate di sini karena dua alasan: dekat rumah dan murah. Walaupun kadang antri, tapi biasanya disajikan dengan cepat. Rasanya enak, tapi jangan berharap dagingnya besar-besar dan empuk seperti dua tukang sate besar yang saya sebutkan tadi ya. Rahasia beli sate lapak pinggir jalan gini adalah bumbu yang enak dan dibakar kering. Buat saya, kalau dua itu sudah terpenuhi, cukup lah dibungkus buat makan malam. Satu porsi sate di sini Rp. 15.000,- belum termasuk nasi atau lontong. Ayam dan Kambing harganya sama. Biasanya saya pesan campur saja. Menurut saya, kenapa Sate Cisitu ini bisa dijadikan pilihan karena bumbu kacangnya yang nikmat. Bumbunya tidak terlalu manis, jadi pas buat lidah Sunda seperti saya. Selain sate, ditawarkan juga gulai kambing. Tapi saya pribadi kurang suka dengan gulainya, kuahnya terlalu encer. Buat yang penasaran mau coba Sate Cisitu, letaknya di Jalan Cisitu Lama tidak…
View the articleSimpang Dago adalah persimpangan jalan antara Jl. Ir. H. Djuanda dengan Jl. Dipati Ukur bagian sebelah atas/Utara (karena perempatan lainnya ada di bawah/Selatan, di bawah flyover Pasupati). Mereka yang pernah kuliah di ITB Ganesa, Unpad DU, dan Unikom pasti kenal dekat dengan kawasan Simpang Dago. Letaknya juga strategis, dekat dengan wilayah penuh rumah kos di Cisitu, TB. Ismail, Siliwangi, bahkan Kanayakan sekalipun. Itulah kenapa, setiap pagi, banyak pedagang kaki lima yang berjualan di Simpang. Mereka yang mencari sarapan di Bandung, harus mengunjungi kawasan ini. Beberapa lapak makanan berikut adalah alasan untuk mencoba: Tepatnya di sebrang Pasar Simpang, berjejer penjaja makanan sejak pukul lima pagi. Salah satu yang paling dikenal orang adalah Lontong Padang Uda Pero. Terkenal dengan kuahnya yang gurih dan penuh rempah, lapak Uda Pero tidak pernah sepi pengunjung. Istri biasanya pesan Lontong Sayur dengan tambahan telur atau dada ayam, sementara saya sendiri lebih suka Lontong Pecel, tidak jauh beda dengan lontong sayur hanya saja ditambah sayuran (kangkung, kol, kacang panjang) matang dan kuah kacang. Disediakan juga rendang sapi untuk mereka yang ingin sarapan daging pagi hari. Satu porsi tanpa tambahan ayam/rendang cukup ditebus dengan uang sebesar 9.000 rupiah saja. Siapkan uang sebesar 12.000 kalau mau ditambah telur dan…
View the article