Simpang Dago adalah persimpangan jalan antara Jl. Ir. H. Djuanda dengan Jl. Dipati Ukur bagian sebelah atas/Utara (karena perempatan lainnya ada di bawah/Selatan, di bawah flyover Pasupati). Mereka yang pernah kuliah di ITB Ganesa, Unpad DU, dan Unikom pasti kenal dekat dengan kawasan Simpang Dago. Letaknya juga strategis, dekat dengan wilayah penuh rumah kos di Cisitu, TB. Ismail, Siliwangi, bahkan Kanayakan sekalipun. Itulah kenapa, setiap pagi, banyak pedagang kaki lima yang berjualan di Simpang. Mereka yang mencari sarapan di Bandung, harus mengunjungi kawasan ini. Beberapa lapak makanan berikut adalah alasan untuk mencoba: Tepatnya di sebrang Pasar Simpang, berjejer penjaja makanan sejak pukul lima pagi. Salah satu yang paling dikenal orang adalah Lontong Padang Uda Pero. Terkenal dengan kuahnya yang gurih dan penuh rempah, lapak Uda Pero tidak pernah sepi pengunjung. Istri biasanya pesan Lontong Sayur dengan tambahan telur atau dada ayam, sementara saya sendiri lebih suka Lontong Pecel, tidak jauh beda dengan lontong sayur hanya saja ditambah sayuran (kangkung, kol, kacang panjang) matang dan kuah kacang. Disediakan juga rendang sapi untuk mereka yang ingin sarapan daging pagi hari. Satu porsi tanpa tambahan ayam/rendang cukup ditebus dengan uang sebesar 9.000 rupiah saja. Siapkan uang sebesar 12.000 kalau mau ditambah telur dan…

View the article
@