Sarapan di Bandung: Simpang Dago

Simpang Dago adalah persimpangan jalan antara Jl. Ir. H. Djuanda dengan Jl. Dipati Ukur bagian sebelah atas/Utara (karena perempatan lainnya ada di bawah/Selatan, di bawah flyover Pasupati). Mereka yang pernah kuliah di ITB Ganesa, Unpad DU, dan Unikom pasti kenal dekat dengan kawasan Simpang Dago. Letaknya juga strategis, dekat dengan wilayah penuh rumah kos di Cisitu, TB. Ismail, Siliwangi, bahkan Kanayakan sekalipun. Itulah kenapa, setiap pagi, banyak pedagang kaki lima yang berjualan di Simpang.
Mereka yang mencari sarapan di Bandung, harus mengunjungi kawasan ini. Beberapa lapak makanan berikut adalah alasan untuk mencoba:
Tepatnya di sebrang Pasar Simpang, berjejer penjaja makanan sejak pukul lima pagi. Salah satu yang paling dikenal orang adalah Lontong Padang Uda Pero. Terkenal dengan kuahnya yang gurih dan penuh rempah, lapak Uda Pero tidak pernah sepi pengunjung. Istri biasanya pesan Lontong Sayur dengan tambahan telur atau dada ayam, sementara saya sendiri lebih suka Lontong Pecel, tidak jauh beda dengan lontong sayur hanya saja ditambah sayuran (kangkung, kol, kacang panjang) matang dan kuah kacang. Disediakan juga rendang sapi untuk mereka yang ingin sarapan daging pagi hari. Satu porsi tanpa tambahan ayam/rendang cukup ditebus dengan uang sebesar 9.000 rupiah saja. Siapkan uang sebesar 12.000 kalau mau ditambah telur dan 17.000 dengan tambahan ayam atau rendang. Ada beberapa penjual lontong padang lain di Simpang, namun menurut saya Uda Pero lah yang paling cocok di lidah kami.

Lapak lain yang patut saya sarankan adalah Nasi Uduk Banyumas. Setidaknya ada dua atau tiga penjual nasi uduk dan nasi kuning di Simpang, namun saya rekomendasikan nasi uduk ini karena unik. Uniknya nasi uduk ini adalah topping serundeng yang menurut saya membuat sajian ini semakin gurih. Topping lainnya standar nasi uduk, ada telor, tempe, bihun, dan sambal tentu saja. Satu porsi tanpa tambahan ayam bisa ditebus dengan harga 10.000 rupiah.
Lapak bubur ayam hanya ada satu, Bubur Ayam AK. Jenis bubur ayam yang dijual tidak sama seperti Bubur Pak Zaenal atau H. Oyo, AK menjual bubur ayam yang tekstur buburnya khas tukang bubur yang biasa kelililing komplek pagi hari. Porsinya lumayan banyak, harga 9.000 rupiah untuk porsi standar. Karena kebanyakan, saya sering pesan setengah porsi saja, 7.000 rupiah.
Lapak soto ayam juga ada, Soto Ayam Madura yang menyediakan menu soto ayam kuah kuning khas Madura. Ulasan lengkapnya ada di sini.
Ada beberapa lapak lain di Simpang, diantaranya kupat tahu, batagor, dan jajanan pasar seperti cakue serta serabi.
Kategori tempat ini adalah sarapan pinggir jalan, jadi jangan berharap tempat duduk yang nyaman dengan ruangan berpendingin. Cocok dikunjungi pagi hari setelah lari pagi atau jalan santai di sekitar Dago dan Dipati Ukur.
Berikut petunjuk arah melalui Peta Google: