Sarapan di Bandung: Nasi Kuning dan Uduk Ibu Imas Cihapit
Lagi-lagi membahas menu sarapan favorit di Bandung, nasi kuning! Kali ini di sekitar pasar Cihapit, Nasi Kuning dan Nasi Uduk Ibu Imas.
View the articleLagi-lagi membahas menu sarapan favorit di Bandung, nasi kuning! Kali ini di sekitar pasar Cihapit, Nasi Kuning dan Nasi Uduk Ibu Imas.
View the articlePenjual nasi kuning ini sudah ada sejak lama, setelah sebelumnya berjualan dengan roda seadanya sekarang mereka menempati sebuah bangunan di seberang tempat lamanya. Tempat baru ini lebih luas dan menyediakan meja dan kursi, lebih nyaman. Makanan yang ditawarkan pun lebih banyak. Simak pengalaman saya sarapan di sini tempo hari!
View the articleSalah satu tempat sarapan kesukaan saya dan istri yang terletak di Dago Atas. Menawarkan menu sederhana serta suasana nyaman dan sejuk.
View the articleSalah satu alasan kenapa saya kerap menulis tentang tempat untuk mencari sarapan di Bandung karena Bandung itu paling enak dinikmati pada pagi hari. Cuacanya masih sejuk, mataharinya belum terlalu terik, jalanan juga tidak terlalu padat. Meski begitu, biasanya tempat-tempat sarapan yang saya kunjungi penuh di pagi hari. Salah satunya adalah warung soto yang terletak di persimpangan Trunojoyo ini, Soto Sedaap Boyolali Hj. Widodo. Akhir tahun lalu Soto Sedaap Boyolali ini mengalami perluasan area, setelah sebelumnya hanya menempati area kecil di sudut persimpangan Trunojoyo. Hal tersebut karena semakin banyak pengunjung yang datang ke kedai soto asal Jawa Tengah ini. Berbeda dengan soto Madura yang pernah saya bahas sebelumnya, soto Boyolali tidak menggunakan kunyit dalam proses memasaknya. Jadi sotonya bening, seperti soto Bandung. Selain itu, di soto Boyolali tidak hanya menawarkan soto ayam, mereka juga menjual soto daging sapi. Semakin mirip dengan soto Bandung. Hanya saja, tidak ada lobak dan kacang di sini, tapi ada bihun. Bedanya, daging sapi di sini diiris seperti irisan soto ayam, sementara untuk daging sapi dalam soto Bandung dipotong dadu. Ada dua hal yang membuat saya selalu suka makan pagi di sini, pertama adalah karena porsi sotonya yang sedikit. Sotonya disajikan dalam satu mangkuk kecil, dengan beberapa…
View the articleGempol merupakan sebuah kawasan unik di tengah kota Bandung, jangan lupa sarapan di sini kalau sedang berlibur di Bandung.
View the articleSimpang Dago adalah persimpangan jalan antara Jl. Ir. H. Djuanda dengan Jl. Dipati Ukur bagian sebelah atas/Utara (karena perempatan lainnya ada di bawah/Selatan, di bawah flyover Pasupati). Mereka yang pernah kuliah di ITB Ganesa, Unpad DU, dan Unikom pasti kenal dekat dengan kawasan Simpang Dago. Letaknya juga strategis, dekat dengan wilayah penuh rumah kos di Cisitu, TB. Ismail, Siliwangi, bahkan Kanayakan sekalipun. Itulah kenapa, setiap pagi, banyak pedagang kaki lima yang berjualan di Simpang. Mereka yang mencari sarapan di Bandung, harus mengunjungi kawasan ini. Beberapa lapak makanan berikut adalah alasan untuk mencoba: Tepatnya di sebrang Pasar Simpang, berjejer penjaja makanan sejak pukul lima pagi. Salah satu yang paling dikenal orang adalah Lontong Padang Uda Pero. Terkenal dengan kuahnya yang gurih dan penuh rempah, lapak Uda Pero tidak pernah sepi pengunjung. Istri biasanya pesan Lontong Sayur dengan tambahan telur atau dada ayam, sementara saya sendiri lebih suka Lontong Pecel, tidak jauh beda dengan lontong sayur hanya saja ditambah sayuran (kangkung, kol, kacang panjang) matang dan kuah kacang. Disediakan juga rendang sapi untuk mereka yang ingin sarapan daging pagi hari. Satu porsi tanpa tambahan ayam/rendang cukup ditebus dengan uang sebesar 9.000 rupiah saja. Siapkan uang sebesar 12.000 kalau mau ditambah telur dan…
View the articleKawasan Alkateri dikenal orang sebagai tempat untuk mendapatkan perlengkapan interior bagus dengan harga yang terjangkau, tapi akhir pekan kemarin saya dan istri berkunjung ke Alkateri untuk secangkir kopi. Kopi Purnama dikenal sebagai tempat berkumpulnya Kokoh-Kokoh yang punya toko di sekitar Alkateri. Jangan heran kalau ketika berkunjung ke sana kita mendapati satu atau dua meja diisi mereka, dari yang muda sampai yang rambutnya memutih. Sekedar ngopi, ngemil dan baca koran ujar salah satu dari mereka yang sempat saya ajak ngobrol. Beberapa kali saya datang ke sini kehadiran mereka seolah menjadi ciri khas tempat ini, ada kehangatan dan keakraban yang membuat suasana jadi lebih hidup. Kehangatan khas warung kopi, dengan wujud sebuah cafe yang lebih modern. Daya tarik tersendiri. Fokus istri saya pagi itu adalah Roti Kukus Sarikayanya yang terkenal, jadi dia pesan itu dan Kopi Susu. Saya sendiri merasa bahwa sarapan roti dan kopi bukan seperti biasanya akan menimbulkan masalah, pertama kurang kenyang kedua potensi bolak-balik ke toilet, jadi saya memilih Lontong Cap Gomeh yang juga favorit di Kopi Purnama. Minumnya cukup air mineral. Saya bukan penggemar kopi, tapi untuk ukuran orang yang jarang minum kopi saat mencoba ternyata saya menyukai Kopi Susunya. Pun begitu dengan roti kukusnya yang empuk dan…
View the article