Sarapan di Bandung: Nasi Kuning Cikawao (Ibu Nina)
Masih dalam suasana liburan, pagi ini saya mancal (gowes) Nova putih ke sekitar Buah Batu. Tujuannya olahraga, sambil cari sarapan, kebetulan ada nasi kuning yang sering dikunjungi di Jalan Cikawao.

Penjual nasi kuning ini sudah ada sejak lama, setelah sebelumnya berjualan dengan roda seadanya sekarang mereka menempati sebuah bangunan di seberang tempat lamanya. Tempat baru ini lebih luas dan menyediakan meja dan kursi, lebih nyaman. Makanan yang ditawarkan pun lebih banyak. Kini ada pilihan nasi uduk dan bubur ayam.
Ketika memesan nasi kuning, dengan sendirinya akan dihidangkan bersama taburan abon, telur dadar iris, orek tempe, dan lalapan beserta sambal. Satu porsinya ditebus dengan harga Rp. 10.000,- saja. Boleh kalau kita mau tambah lauk lainnya, biasanya ditawari telur balado atau ati ampela goreng. Saya pilih yang biasa saja, tanpa tambahan.

Kalau yang tidak biasa mengolah nasi kuning, nasinya akan terlalu lembek atau malah bear (terlalu keras dan kering). Di Nasi Kuning Cikawao ini, olahannya pas. Nasi kuning adalah nasi yang dikukus dengan campuran kunyit atau kunir, orang Sunda biasa menyebutnya Koneng karena warna yang dihasilkannya.
Sajian nasinya saya bilang pas karena tidak terlalu banyak, cukup kalau lantas saya tambahkan tempe goreng tepung dan bala-bala. Aroma kunyitnya tidak dominan, itu berarti campurannya pas seperti saya bilang.

Nasi Kuning Cikawao ini sudah siap melayani pengunjung sejak pukul 6 pagi. Mulai pukul 7 biasanya sudah ramai, sudah banyak orang mengantri. Menuju siang, buburnya sudah tidak lagi tersedia, namun lauk tambahan akan semakin banyak. Nasi tutug oncom juga adalah menu yang bisa dinikmati kalau sudah siang.