Ngapain Lari?
Dalam perbincangan dengan salah seorang teman lama beberapa waktu lalu, saya ditanya kenapa suka sekali pamer hasil lari dari Nike+ (dulu) atau Strava (akhir-akhir ini)? Saya bilang karena saya bingung mau share apa di sosmed, saya sudah jarang nulis, saya juga tidak sering bepergian, ya saya share itu saja.
Sebetulnya yang sering saya lakukan lebih condong ke jogging, lari ringan, bukan lari kencang dan berat seperti halnya atlit. Rutin, tapi tidak berat karena tujuan saya rutin berlari bukan untuk prestasi apalagi karir.
Active.com menulis bahwa seseorang berlari untuk merasa lebih baik. Baik itu secara fisik, mental dan emosi. Disampaikan pula bahwa lari, seperti halnya semua olahraga, adalah salah satu pereda stres, tekanan emosi dan bahkan depresi ringan. Dengan begitu, kita akan terhindar dari sakit kepala dengan cadangan energi yang lebih banyak, kesabaran yang lebih tinggi, juga selera humor yang lebih baik serta kreatifitas yang meningkat. Hasil penelitian membuktikan bahwa seorang dewasa sehat yang berolahraga secara rutin umumnya lebih bahagia daripada mereka yang tidak berolahraga.
Dan memang itu yang saya cari dari olahraga ini. Keseharian saya saat ini adalah berhadapan dengan rutinitas yang monoton, duduk di depan komputer dan minim aktifitas fisik. Berbahaya bagi kesehatan fisik, dan sedikit mental. Jadi, saya lari untuk lebih sehat dan bahagia. Walaupun ada opsi untuk membuatnya sulit dan mahal, lari itu olahraga yang mudah dan murah, itulah kenapa saya memilih untuk lari.
Saya berlari setidaknya dua kali dalam satu minggu, misalnya punya waktu lebih luang bisa sampai tiga kali dalam seminggu, hari kerja. Jaraknya paling 4 sampai 6 kilometer, tapi saya pastikan sebelum berhenti saya harus sudah berlari setidaknya 30 menit. Biasanya lari saya dimulai paling lambat pukul 6 pagi, jadi pukul 7 sudah bisa mandi setelah sebelumnya sarapan. Lari juga ternyata melatih kedisiplinan.
Seringnya saya berlari sendirian, sebelum hamil dan punya anak istri saya sering menemani saat weekend. Sekarang, karena anak masih kecil jadi istri absen sudah beberapa bulan ini. Beberapa waktu lalu saya coba cari informasi barangkali ada komunitas lari di sekitar tempat saya tinggal. Sejauh ini saya baru mengenal IndoRunners Bandung yang sering mengadakan lari bareng, tapi sayang karena jadwal lari mereka Selasa malam dan Minggu pagi jadi sampai saat ini belum sempat bergabung untuk ikut lari berjamaah.
Kebahagiaan bagi saya adalah ketika menghadapi libur panjang tanpa rencana kegiatan, saya bisa lari lebih dari satu jam. Dan untuk saya, lari lebih dari satu jam itu luar biasa bikin bahagia. Juga satu lagi, kalau berkunjung ke tempat baru, sudah dapat dipastikan saya pasti ingin menikmatinya sambil berlari.
Pertanyaan yang sama dengan yang saya ajukan ke teman saya: jadi kapan mau mulai lari?
Image: Patrik Nygren (flickr creative commons)