The Millionaires Club Juice’s Gurt Review
Yoghurt (en: yogurt) itu asam, segar kalau memang racikannya bagus, tapi dominan asam. Itulah kenapa kalau kita belanja yoghurt di super market varian rasanya adalah buah-buahan segar semacam berry-berryan. Kesegaran inilah yang tampaknya ingin disajikan The Millionaires Club Juice dalam varian Gurt. Brewer asal Bandung ini sudah mengeluarkan 3 rasa ejuice: Milk yang melambungkan namanya, Anna dan si bungsu Gurt.
Gurt ditawarkan sebagai yoghurt rasa bluberi, juice yang dalam imajinasi saya akan sangat segar, pun ada sedikit kekhawatiran tentang rasa asam yang terlalu. Saya pribadi termasuk jarang mengkonsumsi buah ini secara langsung, kurang suka karena memang sangat asam, tapi sering menikmati olahannya. Kurang lebih, saya kenal rasanya melalui olahan-olahan tersebut, baik minuman maupun makanan (cake, biskuit, etc.).
First Puff
Ketika membuka tutup botolnya, sedikit heran karena wanginya mirip dengan juice-juice creamy. Lebih ke wangi popcorn kalau boleh jujur. Coba tetes ke RDA, puff pertama tidak mendeskripsikan rasa yang dijanjikan, malah saya teringat rasa popcorn 21 instead of yoghurt. Inhale sederhana sekali, ada note asam (yoghurt?) yang tipis sekali hampir tidak terasa. Exhale memberikan sensasi yang cukup mengejutkan, rasanya enak memang, tapi deskripsi blueberry yogurt ini lantas harus dipertanyakan. Dalam puff puff berikutnya saya semakin teringat popcorn manis kepunyaan 21 Cineplex. Sungguh.
Daily Vape
Rasa asam yang mendeskripsikan yoghurt malah muncul saat warm vaping di tank, saya set watt di 22an juice ini baru lumayan terasa segar. Namun hanya bertahan beberapa hari.
Note-note yang terasa pada suatu ejuice memang kembali kepada ragam settingan serta selera penikmat, itulah kenapa saya sering naik-turunkan watt, namun sebisa mungkin menjaga agar jumlah lilitan dan kawat yang dipakai tetap sama. Gurt ini, sayangnya, berubah rasanya ketika semakin lama dipakai. Mengakibatkan saya jadi terlalu sering merubah settingan baik di RDA maupun di tank karena sulit menemukan settingan yang tepat. Bahkan saat tulisan ini dibuat, wanginya berubah, ada aroma bahan kimia yang tajam sejak habis setengah botol. Saya pernah menemukan bau seperti ini saat mencoba Liqua tempo hari, saat pertama kali kemasannya dibuka baunya memang sudah seperti itu.
Harga dan Kemasan
Saya suka desain kemasannya, simple tapi enak untuk dilihat. Perbedaan dengan varian Milk dan Anna hanya di tulisan dan suasana warna. Terdapat keterangan kandungan nikotin, bahan dasar serta warning. Menang kalau menurut saya, desain botol memberi nilai yang sangat plus. Hanya saja tidak adanya segel bikin kecewa, gimana kalau udah di-drip sama seller? Gimana kalau udah dicampur sama seller? Kita juga lantas jadi mempertanyakan kehigenisannya. Sayang sekali.
Kemudian harga yang Rp. 150.000,- sudah pasti saya sebut terlalu mahal, baiknya mungkin dikisaran Rp. 100.000,- mungkin ya?
Kesimpulan
Saya tertarik karena review terhadap varian Milk, sayang sekali dua vapeshop langganan tidak punya varian ini. Saya juga suka tampilannya. Tapi sayang saya kurang suka sama rasanya. Tidak terdeskripsinya “blueberry yogurt” dengan baik menurut saya adalah sesuatu yang kurang baik, pun sempat menikmati setengah botol saya kecewa karena kemudian ada perubahan rasa dan bau. 3 poin dari 5 cukup mewakili kekecewaan saya. 2 poin hilang dari harga, inkonsistensi dan segel.
Catatan
Device yang digunakan adalah eVic VTC Mini dengan RDA Royal Hunter Mini dengan coil 0,40 di dual coil – 0,70 ohm di single coil, 50 s/d 70 watt. Tank eGo ONE Mega dengan coil 0,50 – 0,60 ohm 17 – 25 watt.