Mie Tek-tek Juki (Turangga, Maskumambang)
Selepas hari pengambilan suara 17 April 2019 lalu, kami kebetulan melewati sebuah lapak penjual mie tek-tek di sekitar jalan Turangga. Sebetulnya saya sudah beberapa kali melihat penjual mie ini, tapi setiap kali mau mampir selalu penuh pembeli. Hasil riset (googling) menyebutkan kalau namanya adalah Mie Tek-tek Juki.

Kebetulan, sore itu kami datang sedikit cepat, bahkan mas penjualnya masih “dadasar” atau siap-siap. Jadi, kami adalah pelanggan pertama. Nah, ini asik nih, tidak usah mengantri panjang. Langsung saja saya pesan mie goreng, Ami dan Mamah pesan mie kuah.
Mie tek-tek ini sering disebut seperti itu karena para penjual biasanya berkeliling sambil memuku-mukul wajannya, bunyinya “tek.. tek.. tek..” jadilah disebutnya mie tek-tek. Tapi, beberapa penjual mie yang sudah tenar seperti yang satu ini tidak lagi berkeliling menjajakan mienya, mereka malah menetap di satu titik dan pelanggannya justru yang datang ke tempat tersebut.

Ciri khas mie model seperti ini adalah penggunaan anglo dengan bahan bakar arang. Dengan begitu, ada aroma yang khas ketika mie dinikmati, aroma yang lebih menggugah selera, aroma yang sedikit “raw” tidak sebersih kalau dimasak dengan kompor. Ini juga menambah citra rasa mienya, intinya beda dengan cara memasak yang lain.
Selain itu mie yang digunakan adalah mie yang lurus, bukan mie keriting, teksturnya sedikit kenyal. Biasanya satu porsi mie goreng atau mie kuah isinya terdiri atas mie, kol, dan telur. Ditaburi bawang goreng. Wangi, lezat..
Hanya ada dua pilihan di sini: mie goreng atau mie kuah. Mie kuahnya boleh diminta “nyemek”, atau sedikit saja kuahnya. Satu porsi mie harganya Rp. 15.000,- saja. Catatan saya, porsinya tidak terlalu banyak, jadi kalau sedang lapar saya sarankan pesan dua porsi.
Di bawah adalah video pendek kunjungan kami ke Mie Tek-tek Juki Turangga tempo hari, siap-siap “kabita” ya. Hehhe.. jangan lupa disubscribe channelnya kalau suka.