Jurnal #0001 Bandung Panas
Karena bikin konten yang seperti biasanya sulit, dan saya sangat ingin menjadi kembali rajin menulis, saya akan pakai blog ini sebagaimana sebuah blog lazim digunakan (tiga dekade lalu): menulis keseharian, sebagai jurnal online. Jadi, mari kita mulai cerita-cerita keseharian saya yang semoga menemui setitik cerita menarik.
Hari ini Senin, 31 Agustus 2020, tepat delapan bulan sejak sebuah virus bernama Corona yang kemudian menjadi pandemi ditemukan (diumumkan?) di Wuhan, Tiongkok. Virus yang begitu mudah menyebar dan belum ditemukan obatnya, apalagi vaksinnya (setidaknya sampai saat saya menulis jurnal ini). Virus yang merubah seluruh sendi kehidupan, merubah kebiasaan, merubah diri saya dan kebanyakan manusia di muka bumi sepertinya.
Bandung, di sisi lain, panas sekali hari ini. Musim kemarau mulai menampakan perangainya. Kering dengan matahari yang sangat terik. Bikin malas ngapa-ngapain sebetulnya, badan jadi cepat lelah. Tapi saya tetap harus ke kantor. Tetap harus menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang sejak Maret lalu memang tidak pernah berhenti. ITB, institusi pendidikan tempat saya bekerja, harus tetap berjalan. Pendidikan tidak boleh berhenti, itu pasti. Bagaimanapun kondisinya, sebuah institusi pendidikan tidak boleh menyerah. Ada masa depan yang menjadi tanggungjawabnya. Intinya, anak bangsa harus terus belajar.
Saya pindah Fakultas ngomong-ngomong, sebelumnya di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan sekarang di Fakultas Seni Rupa dan Desain. Bagi saya, tidak ada bedanya. Dari sisi pekerjaan ya masih seperti itu-itu saja. Orang-orangnya saja yang berbeda, terlebih saya bekerja mengurusi sumber daya manusia, jadi yang paling terasa adalah perbedaan orang-orangnya tadi. Pernah terbesit dalam pikiran, mutasi ini sebuah hadiah bagi saya. Mungkin, Yang Kuasa memberikan kesempatan bagi saya untuk mengenal lebih banyak orang dengan karakter yang lebih beragam lagi. Alhamdulillah, disyukuri saja.
Cuaca panas juga yang membuat saya selalu urung menggunakan sepeda kembali menuju kampus, sejak awal bulan ini (saya mutasi per 1 Agustus 2020) saya tidak pernah menggunakan sepeda lagi ke kampus. Belum lagi karena saya masih belum menemukan temapt di mana saya akan menyimpan sepeda. Di gedung lama saya biasanya simpan di belakang loker. Gedung sekarang sayangnya memiliki tempat yang terbatas. Jadi saya tidak bisa membawa masuk sepeda, bahkan dengan keadaan terlipat.
Tapi siang tadi saya lihat ada parkiran sepeda tidak jauh dari gedung fakultas, hanya saja memang harus dikunci. Setelah saya temukan kunci lama, atau membeli yang baru kalau tidak ketemu, saya akan mulai bersepeda ke tempat kerja lagi.
Udara panas ini bikin banyak sariawan di mulut, sudah beberapa hari ini ada beberapa titik sariawan di mulut saya. Ami selalu membekali saya dengan buah-buahan untung saja, semoga lekas sembuh. Sariawan sebanyak ini membuat saya tidak bisa menikmati makanan seperti biasanya.
Baiklah, cukup dulu sepertinya. Semoga bisa rutin menulis jurnal.
Untuk siapapun yang membaca jurnal ini, semoga kita semua selalu berada dalam keadaan sehat.