Pocari Sweat Bandung Marathon 2018: Half Marathon Pertama

Seperti sudah pernah disampaikan dalam post sebelumnya, saya memulai lari guna menjaga kesehatan. Saat ini saya berada pada titik dimana harus berlari rutin 2 – 3 kali dalam seminggu, masing-masing sekitar 5 – 10 kilometer sekali jalan. Seiring waktu, ternyata ada keinginan lain, menempuh jarak lari yang lebih jauh.
Minggu, 22 Juli 2018 lalu akhirnya saya memberanikan diri mengikuti event lari tahunan di kota sendiri: Pocari Sweat Bandung Marathon (PSBM) 2018. Jarak yang ditempuh? 21 kilometer atau biasa disebut Half Marathon (HM). Untuk mereka yang terbiasa lari jarak jauh, jarak sebesar itu mungkin akan dirasa sepele. Namun bagi saya yang hanya rutin menempuh jarak 5 – 10 kilometer, jarak 21 kilometer terlihat fantastis.
Jarak yang fantastis itu pula yang membuat saya ragu, bisakah finish di bawah COT (Cut Off Time)?
Race Pack Collection
Penyelenggaraan HM PSBM tahun lalu (2017) dianggap sebagai HM terbaik versi Runhood, salah satu alasan kenapa saya memilih kategori ini untuk diikuti. Sebuah keputusan tepat ketika flash sale beberapa bulan sebelumnya saya memutuskan untuk mengikuti kategori ini, karena hanya dua hari flash sale, pendaftaran langsung ditutup alias sold out. Salah satu indikasi kalau event ini banyak peminat juga.
Cerita dimulai ketika Race Pack Collection (RPC) di Festival Citylink 20 Juli 2018 lalu. RPC dibuka selama dua hari, sampai dengan hari Sabtu 21 Juli 2018. Peserta luar kota yang datang dari Stasiun Bandung bisa menggunakan Shuttle BUs yang disediakan oleh panitia, langsung menuju Festival Citylink tanpa biaya. Mengantisipasi kepadatan, saya datang lebih awal, sekitar pukul 11:00 WIB sudah ada di lokasi.
Karena datang awal saya tidak mendapati kepadatan peserta, dilihat sekilas RPC pun akan teratur karena lokasi yang luas dan petugas yang sangat membantu. Pertama kita diarahkan untuk mengambil slingbag dan brosur-brosur sponsor, peserta lalu diarahkan untuk mengantri kembali di bagian pengambilan T-Shirt.

Tidak sampai 5 menit, racepack sudah di tangan. Lanjut cek BIB, valid. Kemudian daftar buat foto, download aplikasi, daftar, done. Sekitar 20 menit ada di lokasi RPC, saya sudah jalan pulang. Tidak sempat mencoba Gait Analysis yang ada di area, karena saya harus segera kembali ke kantor.

Raceday
Cerita berlanjut dua hari kemudian saat raceday, terima kasih untuk istri tercinta saya bisa bangun sebelum adzan Subuh. Disiapin roti juga sama teh manis. Alhamdulillah, setiap mau ikut race selalu disiapkan segala keperluannya oleh istri.
Jadwal start pukul 05:00 untuk HM, saya masih punya waktu sekitar 30 menit untuk pergi ke sana. Selepas Subuh saya langsung order Grab, karena sponsor PSBM2018 ini salah satunya adalah Grab maka ada potongan buat pergi ke sana. Sekitar pukul 5 kurang 15 menit saya sudah jalan ke race village. Perjalanan 5 menit, langsung antri toilet, lanjut antri dropbag.
Saat antri dropbag, saya mendengar suara sirine. Saya pikir, itu adalah sirine start Full Marathon (FM), beberapa orang di depan saya lihat BIBnya HM, jadi saya tidak terburu-buru menuju area start. Masih sempat menikmati Pocari dingin dan segelas air putih sambil berjalan ke area start. Ternyata, RV penuh, akses ke area start terhambat dengan banyaknya orang yang lalu-lalang, pemanasan, dan yang hanya bercakap-cakap satu sama lain. Jarak dari dropbag point pun tidak sedekat yang saya perkirakan, belum lagi saya harus memutar ke arah timur karena peserta tidak boleh masuk dari tengah apalagi depan start area.
Setelah beberapa saat, saya berhasil masuk ke bagian belakang peserta yang sedang bersiap untuk start. Sempat foto-foto sedikit, lalu pemanasan. Sampai ada panitia yang menghampiri saya, melihat BIB, kemudian dengan setengah berteriak menyuruh saya segera lari, karena peserta HM sudah start sejak beberapa menit yang lalu.

Sebetulnya tidak masalah sama sekali kalau kita telat start, yang penting ngga terlambat sampai satu jam lah. Kayanya udah ga boleh start kalau telatnya sampai segitu banyak. Lagipula, saya tidak mengejar sesuatu seperti “catatan waktu resmi harus sekian”, saya hanya ingin ikut half-marathon untuk pertama kalinya.
Start di depan Gd. Sate, saya menuju arah Timur untuk memutar di sebelah PUSDAI. Sadar pace terlalu cepat, 5 menit, saya harus menurunkan kecepatan karena ini baru kilometer pertama dari 21 kilometer. Memasuki kilometer kedua pace sudah di 7 menit.
Masuk ke Jl. Surapati saya diarahkan menuju Pasteur, fly-over nih pikir saya. Dan betul saja, tanjakan pertama sudah di depan mata. Hari masih gelap, sebelum masuk tanjakan fly-over, saya melihat ujung rombongan HM. Alhamdulillah, ternyata saya tidak tertinggal jauh.
Water Station (WS) pertama juga terlihat saat mulai menanjak. Pujian untuk panitia yang konsisten menempatkan WS setiap 2,5 KM. MArshal juga rapi, walaupun berdampingan dengan jalur kendaraan bermotor, saya pribadi merasa cukup menikmati race tanpa gangguan apapun.
Rute melewati fly-over Pasupati, pulang pergi. Ujung sebelah Barat sampai di perempatan Pasteur-Surya Sumantri, sebelah Timur adalah tempat saya masuk Surapati tadi, di samping PUSDAI. Kemudian peserta diarahkan menuju Cicadas menyusuri Jl. Supratman. Di Supratman ini mulai bertemu dengan peserta 10k dan 5k, lalu lintas juga mulai rame karena hari sudah terang. Hanya satu jalur digunakan pelari, jalur lainnya digunakan mobil serta motor.
Sampai di perempatan Cicadas, peserta Full Marathon diarahkan menuju Kiaracondong (belok kiri), sementara peserta HM diarahkan menuju Jl. Riau (Martadinata), untuk kemudian berbelok ke arah Cihapit dan memutarmutar di sekitar sayap Riau samai menjelang finish.
Pace stabil di angka 6 menit ke 7 menit, sampai kilometer 18an. Setelah itu merosot ke 8 menit dan 9 menit. Perut mulai lapar, kaki mulai terasa berat. Untunglah, di KM 18 ini ada pisang. Lumayan terganjal.
Akhirnya, HM pertama saya selesaikan dalam 2 Jam 31 Menit, dengan pace sekitar 7:08. Lumayan, pencapaian yang bisa saya banggakan. Bahkan kuat berlari sejauh 21 Kilometer saja sudah membuat saya bangga. Catatan waktu tidak begitu penting, sesuai target alhamdulillah saya bisa finish jauh di bawah COT.