Masakan Padang Singgalang Jaya (Tubagus Ismail)

Niatnya mau mengajak Mama untuk makan siang di salah satu rumah makan Padang yang baru buka cabang di belakang Gd. Sate, tapi ternyata antriannya panjang. Karena mengantri untuk makan itu kurang menyenangkan, apalagi kalau sudah terlampau lapar, maka kami putuskan untuk makan di masakan Padang langganan: Singgalang Jaya.
Sejak kuliah dulu, Singgalang selalu jadi tempat pilihan ketika punya uang lebih untuk makan sedikit mewah, biasanya cukup di warung tegal dekat kampus. Ternyata istri saya juga sama, suka sekali makan di Singgalang, rendangnya enak katanya.
Rendang di Singgalang memang sedikit unik, warnanya kehitaman, tapi bukan karena gosong, ya warnanya memang seperti itu. Bumbunya tidak lembut, bertekstur sedikit kasar dan berminyak, tidak terlalu gurih dan tidak terlalu menyengat. Rendangnya dicampur kacang merah yang biasa ditemui di sayur kacang. Sayang, saya tidak sempat mendokumentasikan bentukan rendangnya seperti apa. Mungkin lain kali.


Selain rendangnya yang unik dan enak, saya juga suka makan di Singgalang karena biasanya mereka menyajikan potongan kulit kaki sapi dalam bumbu yang biasanya digunakan untuk kikil sapi. Saya suka kikil yang ada urat dan tulangnya, tapi saya lebih suka kalau hanya kulitnya saja tanpa urat dan dan tanpa tulang. Saya menyukainya karena teksturnya yang lembut tidak alot, bumbunya enak, kuahnya tidak terlalu pedas jadi saya masih sangat bisa menikmati.
Saya memang kurang menyukai makanan pedas, tapi di Singgalang ini sajiannya tidak terlalu pedas, walau tidak meninggalkan ciri khas masakan Padang yang penuh rempah dan kaya rasa. Yang suka pedas jangan lantas jadi khawatir, sambal hijaunya pedas sekali, berdasarkan testimoni istri saya. Beberapa sajian balado juga pedas menurut saya, jadi saya lebih menghindari makan serba balado di sini. Padahal, ada dendeng balado yang banyak dipesan di sini, dan katanya enak sekali.

Tingkat kenikmatan makan di Singgalang boleh jadi menjadi bertambah setelah mengetahui bahwa cukup menyiapkan uang tidak lebih dari Rp. 20.000,- untuk satu porsi nasi-rendang dengan es teh manis misalnya. Bicara teh, sajian teh di Singgalang entah bagaimana sangat enak. Tehnya wangi, dan rasanya betul-betul pas untuk menetralisir lidah setelah bersentuhan dengan kekayaan bumbu masakan Padang.
Singgalang Jaya terletak di Jalan Tubagus Ismail, tidak jauh dari pertigaan anatara Ir. H. Juanda dengan TB. Ismail. Kalau datang dari arah Dago atas, belok kiri di pertigaan sebelum pasar Simpang, letaknya di sebelah kanan jalan.
Tempat makannya sedikit unik, lebih rendah dari jalan raya, dengan pemandangan adalah deretan rumah kost di sekitar TB. Ismail. Kentara sekali betapa padatnya kawasan ini, dengan latar belakang gedung apartemen, kentara juga kesenjangan yang timbul dari pembangunan yang terus-menerus di kawasan Dago.

Emang enak sih..