Ngopi Sore di Yumaju 2.0

Mengabulkan keinginan Ami untuk berkunjung ke kedai barunya Yumaju akhirnya terlaksana hari Minggu sore kemarin. Yumaju merupakan salah satu kedai kopi yang sering saya kunjungi, sekilas saya bahas kedai ini dalam rangkuman tahun 2018 lalu, Kopi Enak di Bandung.
Awal tahun 2019 ini Yumaju membuka kedai baru mereka di Jalan Menado, lebih luas dan sama nyamannya dengan kedai Maulana Yusuf mereka. Pujian pertama saya untuk konsistensi yang ketat terjaga, hampir tidak ada perbedaan antara bar di Maulana Yusuf dengan bar di Menado ini, walau sekilas, saya lihat tools yang digunakan juga sama persis dengan yang terdapat di Maulana Yusuf.

Pujian kedua tentu saja untuk kualitas kopinya yang juga terjaga baik, selain tools yang digunakan sama, barista juga saya lihat adalah barista yang sebelumnya ada di Maulana Yusuf. Jadi mereka tahu betul bagaimana menangani Raja Biak-Biak yang luar biasa.
Jadi Yumaju 2.0 ini tampak seperti Yumaju yang diperluas, dengan meja dan kursi lebih banyak. Bahkan ambiencenya pun sama, walaupun Yumaju 2.0 terlihat lebih mengedepankan area outdoornya, berbeda dengan Yumaju Maulana Yusuf yang bagian indoornya terasa lebih luas, namun pengalaman ngopi di sini tidak jauh berbeda dengan di Maulana Yusuf.

Area outdoornya memang lebih luas, jauh lebih luas, sehingga konsentrasi pengunjung akan ke arah bagian luarnya ini. Didominasi beton, dengan nuansa kayu dan besi, pohon-pohon besar yang ada malah menambah kenyamanan untuk duduk berlama-lama di bagian luar mereka. Lantainya dialasi kerikil di suatu bagian, dan alas sintetis di bagian lainnya.

Barista akan mengingatkan kita untuk membuang sampah pada tempatnya, dan menyimpan gelas atau piring kotor kita di tempat yang telah disediakan. Jadi tiga orang yang bertugas di sana bisa konsentrasi untuk menyajikan kopi yang enak. Juga untuk melatih kedisiplinan kita sebagai pengunjung. Ide bagus menurut saya.
Sore itu saya memesan piccolo, sejauh ini piccolo di Yumaju adalah yang terbaik yang pernah saya coba. Mereka tahu betul bagaimana menyajikan piccolo yang enak, kuat dan padat. Walaupun banyak yang menyebut piccolo adalah versi kecilnya cafe latte, tapi buat saya piccolo harus terasa lebih kuat, kenapa? Karena volume espressonya sama namun campuran susunya lebih sedikit. Satu lagi yang beberapa kali saya temui di kedai lain, campuran susunya terlalu panas, piccolo harus dicampur dengan susu yang hangat, cukup hangat untuk bisa langsung diteguk.
Ami memesan es latte creme brulee, espresso dengan campuran sirup vanilla dan caramel. Enak, campurannya pas, tidak terlalu manis. Kopinya masih terasa, tidak tertutup oleh sirup-sirup campurannya.

Kopi bisa dibeli dengan harga mulai dari Rp. 25.000,- siapkan sekira Rp. 50.000,- per orang untuk menikmati kopi dan makanan ringan pendamping kopi seperti croissant di Yumaju.
Perbedaan dengan Yumaju Maulana Yusuf adalah tidak adanya makanan berat di sini, hanya makanan pendamping kopi seperti croissant dan cake, makanan-makanan yang mudah dihangatkan kembali dengan microwave. Di Maulana Yusuf pun makanan berat menang disediakan oleh tetangga mereka, Blackpepper.
Yumaju 2.0 ini terletak di komplek gedung olahraga Siliwangi, ada dua akses masuk ke sini, pertama melalui Jalan Menado lalu kedua adalah melalui Jalan Aceh.