Makan Malam di Pandan Wangi
Dapoer Pandan Wangi adalah sebuah resto yang menawarkan hidangan khas Sunda. Letaknya di Jalan Patuha, sekitar Jalan Talaga Bodas, Buah Batu. Beberapa waktu lalu saya dan keluarga menikmati makan malam di Pandan Wangi, dan ini adalah ulasan singkatnya.

Seperti halnya sebuah tempat makan yang dilabeli resto, Pandan Wangi menawarkan layanan penuh, diantaranya tempat yang luas, bersih dan rapi. Suasana rumah sunda jaman baheula kentara sekali, nuansa kayu dengan hiasan taman hidup di dalam area restonya.
Pengunjung yang hendak makan di sini disambut pelayan yang akan mengantarkan kita ke meja yang sudah disesuaikan dengan jumlah orang yang akan makan, kalau sedang tidak penuh, kalau penuh terpaksa harus waiting list. Ada dua jenis tempat makan yang mereka tawarkan, yang pertama adalah kursi dan meja makan sementara yang kedua adalah model lesehan.
Karena mengingat rombongan kami berisi dua anak batita, saya lebih memilih kursi dan meja dengan tambahan baby chair agar anak-anak bisa duduk rapi tanpa “ngarewong” orang tuanya yang lagi makan.

Malam itu kami memesan gurame bakar, yang akan dimakan rame-rame, kemudian jengkol dan terong crispy yang juga akan dinikmati rame-rame. Tambahannya ada gepuk, ayam goreng, dan sop buntut. Oh ya, sambel dan lalapan di sini harus dipesan terpisah ya.
Menu di sini lumayan lengkap, sayang saya lupa mendokumentasikannya. Kalau kami datang untuk makan siang, sepertinya karedoknya akan sangat nikmat.
Acungan jempol pertama untuk pelayanan mereka yang cepat, tidak menunggu lama hampir semua pesanan kami sudah bisa dinikmati. Hal ini jadi nilai tambah, karena biasanya di resto sunda pelayanannya sedikit lambat. Awalnya saya pikir karena semuanya harus dipersiapkan dari awal, juga memakan proses yang lumayan lama. Tapi ternyata dengan pesanan yang lumayan banyak dan meja kursi yang hampir terisi penuh, Pandan Wangi bisa menyajikan pesanan dalam waktu yang singkat.
Pujian kedua untuk kenikmatan hidangannya, saya yang terbiasa dengan masakan sunda sedari kecil merasa bahwa sajian makanan di sini memiliki rasa yang otentik. Gurame bakarnya matang, tidak bau amis, bumbunya meresap sampai ke daging. Terong goreng (crispy) yang katanya favorit di sini memang enak. Digoreng dibungkus tepung, dengan taburan udang (atau ebi?) dan bawang serta irisan cabe. Enak.

Saya juga kebetulan memesan gepuk, lumayan empuk dagingnya, rasanya juga enak, bumbunya tidak hanya di luar namun meresap sampai ke dalam. Cara mereka menggoreng gepuknya juga pas, tidak terlalu kering dan merata matangnya.
Sayangnya, hanya ada sambal dadak saat itu, dan sambalnya lumayan pedas jadi saya tidak bisa makan terlalu banyak sambal.
Hanya harganya yang harus sedikit diperhatikan, kenikmatan makan malam di sini disesuaikan dengan harga yang akan kita bayar. Standar resto lah, siapkan sekitar Rp. 75.000,- sampai Rp. 100.000,- per orang. Untuk saya, cukup beberapa bulan sekali saja makan di tempat seperti ini.