Cult Film
Dalam beragam media yang mengulas tentang film seringkali kita dengar istilah cult movie atau cult film. Ini semacam istilah yang akrab di telinga namun tidak di pemahaman. Sebenarnya apa sih cult film itu? Sungguh saya kurang mengerti, jadi mari kita belajar bersama.
Wikipedia mendeskripsikan cult film sebagai film yang disukai sekelompok penonton fanatik namun sifatnya sangat spesifik. Sementara Filmsite menyebut cult film sebagai film yang memiliki daya tarik terbatas namun sangat-sangat istimewa. Sekilas dapat kita simpulkan bahwa cult film adalah sebutan untuk film-film yang tidak menarik perhatian publik luas namun mempunyai daya tarik yang luar biasa untuk kalangan (kelompok) tertentu. Wikipedia menambahkan bahwa film-film yang sering disebut cult adalah film yang biasanya gagal sukses secara komersial, namun justru berhasil menarik sekelompok penonton untuk tertarik lantas kemudian mengkultuskan keberadaan film tersebut. Para penonton ini kemudian menjadi pengikut setia dan condong obsesif. Tentu saja seiring perkembangan, terutama setelah ’80an, banyak cult film yang ‘dibuat’ tanpa megesampingkan sisi komersilnya.
Sifat obsesif para penonton tadi timbul karena memang kandungan film cult seringkali tidak wajar, cenderung kontroversial dan seringkali keluar dari kebiasaan-kebiasaan yang ada. Film-film jenis ini punya gaya tertentu yang khas, kadang sangat cacat dan dilabeli ‘luar biasa’ karena memang berada di luar tatanan pembuatan film yang ada. Hal-hal seperti inilah yang membuat cult film tidak sukses di teater. Cult film justru menuai kesuksesan di versi DVD misalnya, atau dulu dalam VHS. Inilah kenapa ketertarikan atas film-film cult juga harus disertai kerajinan, rajin berburu di rental atau penjual DVD bajakan misalnya.
Cult film ini biasanya lintas genre, seperti The Rocky Horror Picture Show (1975) yang mencampur genre fiksi-sains, horor dan musikal. Film ini mendapat kritikan pedas saat pertama rilis, ceritanya yang provokatif serta eksploitasi atas homoseksualitas menuai banyak penolakan di teater-teater mainstream. Namun atas inisiatif para penonton fanatiknya, film ini mampu menuai sukses tidak dari sisi komersial tapi dari sisi popularitas. Penayangan di teater-teater kecil, atau midnight show di teater besar jadi pilihan mereka. Secara tidak langsung, yang mendatangkan penonton bukanlah film itu sendiri namun para penggemarnya. Hal ini, semakin kentara saat internet mulai dijangkau banyak orang. Tengok hasil pencarian Google tentang film ini, betul sekali, review. Melalui reviewlah film-film cult, atau lebih tepatnya para fanatis film tersebut, menjaring lebih banyak lagi penonton.
Cult film juga dinilai sebagai film yang berdasarkan kepada perkembangan sebuah generasi atau situasi tertentu. Sebagai contoh, Reefer Madness yang rilis tahun 1938 berhasil memotret ironi yang terjadi pada tahun tersebut, film ini dibuat untuk tidak mendorong anak muda menghisap ganja, namun sebaliknya agar mereka menjauhi. Didanai sebuah perkumpulan gereja, film ini diharap mampu menjadi gambaran betapa berbahayanya pemakain ganja untuk anak muda. Penggunaan ganja di kalangan anak muda AS saat itu mulai mengkhawatirkan, sayangnya film ini gagal menuai sukses di teater besar. Sementara saat itu AS di bawah Departemen Pertaniannya yang juga merilis film berjudul Hemp For Victory yang mendorong penanaman ganja sebagai bagian dari asupan untuk angkatan perang mereka di Perang Dunia Kedua, penggambaran tentang betapa banyak sekali keuntungan tanaman ganja selain sisi negatifnya ketika dihisap. Jauh dari meminta publik untuk menghisap ganja, tapi keduanya berhasil menjadi film favorit para penghisap ganja di AS pada saat itu.
Itu sekilas, sekiranya sampai di sini saya cukup mendapat gambaran tentang apa itu cult film, sebetulnya banyak sekali contoh film-film yang dinilai cult tapi ini sudah malam. Kita bahas lain kali saja, kalau lagi pengen. Selayaknya belajar bersama, belajarnya sebentar saja, banyaknya canda-tawa. :))
Artikel ini ditulis 25 Maret 2011, tayang di blog saya andripermana.posterous.com. Posterous tutup sejak 30 April 2013.