Nasi Hainan, sesuai dengan namanya berasal dari Provinsi Hainan, Tiongkok. Dibawa oleh para imigran Tiongkok hidangan jenis ini kemudian dikenal sebagai makanan khas Singapura dan Malaysia. Nasi ini biasanya disajikan dengan daging ayam atau bebek. Di Indonesia, makanan jenis ini sering ditemui di kedai atau resto kopitiam. Kedai kopi dan hidangan sarapan yang banyak ditemui di negara Asia Tenggara. Salah satu kopitiam yang sering saya kunjungi adalah Kopi Scooter (Coffee Scooter) yang terletak di lantai 1 pusat belanja Riau Junction. Siang tadi seperti biasanya saya memesan Nasi Hainan Ayam Panggang, sementara Ami memesan varian dengan ayam yang dikukus. Seingat saya, saya sudah mencoba hidangan ini di setidaknya beberapa tempat dan nasi hainan ayam di Kopi Scooter adalah yang paling enak. Tempat-tempat lainnya seperti Uncle K 23 Paskal dan Kopi 170 enak, tapi tidak seenak yang saya nikmati di Kopi Scooter. Nasi hainan ayam di Duck King juga sebetulnya enak, tapi perbandingan harganya tidak seimbang. Saya juga pernah mencoba nasi hainan ayam di Singapura, tepatnya di Food Republic, tapi sepertinya tidak pas di lidah saya. Dalam satu paket nasi hainan ayam disajikan satu porsi nasi hainan, satu potong ayam, setengah butir pindang telur ayam, kuah rempah, dan sambal juga saus kecap….

View the article

Sebagian orang menyukai roti yang tebal dan besar dengan tekstur yang lembut seperti yang kita temui di brand-brand roti besar di mall. Ami (istri saya) lebih menyukai roti yang padat dengan tekstur khas, seperti roti yang dijual di Toko Sidodadi yang tadi pagi kami bungkus untuk bahan cemilan di rumah neneknya Kinanti. Belanja di Toko Sidodadi memang harus pagi, jam 10 toko buka dan sudah ada antrian di sana. Siang sedikit, tidak banyak pilihan yang disediakan karena habis. Roti di sini boleh dibilang legendaris, silahkan tanya orang tua atau bahkan silahkan tanya kakek/nenek yang tinggal atau pernah tinggal di Bandung. Kemungkinan besar beliau pernah setidaknya mendengar tentang toko ini. Beberapa tempat di sekitar Alun-alun Bandung memang sudah ada sejak tiga atau empat generasi sebelumnya. Seperti yang sudah pernah saya sampaikan dalam Sarapan di Bandung: Kopi Purnama. Atau Kopi Aroma yang insya Allah saya bahas di lain hari. Roti Toko Sidodadi memiliki tekstur yang khas, padat, tapi tetap lembut di mulut. Rotinya tidak “hampos” seperti roti mall. Lalu untuk isiannya, sepertinya mereka menggunakan selai dengan bahan dasar buah asli. Contohnya roti nanas kesukaan Ami, selai nanasnya berserat, dan terasa seperti nanas asli dengan tambahan gula yang tidak banyak. Lagi-lagi, berbeda dengan…

View the article

2018 lalu saya mulai menyukai kopi, setelah rutin ngopi di rumah hampir sehari dua kali saya juga mulai rajin berkunjung ke kedai kopi di sekitaran rumah dan tempat kerja. Membaca sekilas Bandung Coffee Scene Map, terdapat 240 kedai kopi yang terdaftar di sana. Itu berarti banyak sekali kedai kopi di Bandung, sementara yang sudah saya kunjungi mungkin baru belasan kedai. Perlu diketahui bahwa saya juga bukan penikmat kopi yang mengerti, mempelajari dan menekuni minuman pengantar kafein ini. Saya hanya menikmati kopi sebagai teman vaping atau energy booster dikala “nundutan” di kantor. Saya juga jarang sekali memesan kopi hitam (Americano, Long Black) atau Espresso, seringnya dua pilihan saya jatuh di Piccolo atau Vietnam Drip. Jadi, ya, bukan penikmat kopi sejati. Terlepas dari semua itu, saya suka ngopi dan inilah rekomendasi beberapa kedai kopi juara yang sempat saya kunjungi di 2018. YUMAJU Terletak di sayap Dago tepatnya di Jl. Maulana Yusuf, Yumaju punya tempat strategis. Awalnya ragu untuk mencoba ngopi di sini karena tempatnya yang terlihat kecil, namun ternyata setelah mencoba satu kali saya jadi sering bolak-balik ke sini. Kelebihan Yumaju justru ada di tempatnya yang tidak terlalu luas, meski begitu ambiencenya terasa hangat. Pengunjung jadi tidak sungkan untuk berbagi meja dengan…

View the article

Di Bandung ini penjual sate itu ada di mana-mana, sama seperti tukang nasi goreng. Ada yang enak banget, punya nama seperti sate Pak Gino atau Sate Maulana Yusuf, tapi harganya mahal dan biasanya antri karena yang beli bukan hanya dari daerah sekitar, tapi memang sebanding dengan kualitas rasanya. Sisanya, adalah lapak pinggir jalan seperti Sate Cisitu ini. Saya sering beli sate di sini karena dua alasan: dekat rumah dan murah. Walaupun kadang antri, tapi biasanya disajikan dengan cepat. Rasanya enak, tapi jangan berharap dagingnya besar-besar dan empuk seperti dua tukang sate besar yang saya sebutkan tadi ya. Rahasia beli sate lapak pinggir jalan gini adalah bumbu yang enak dan dibakar kering. Buat saya, kalau dua itu sudah terpenuhi, cukup lah dibungkus buat makan malam. Satu porsi sate di sini Rp. 15.000,- belum termasuk nasi atau lontong. Ayam dan Kambing harganya sama. Biasanya saya pesan campur saja. Menurut saya, kenapa Sate Cisitu ini bisa dijadikan pilihan karena bumbu kacangnya yang nikmat. Bumbunya tidak terlalu manis, jadi pas buat lidah Sunda seperti saya. Selain sate, ditawarkan juga gulai kambing. Tapi saya pribadi kurang suka dengan gulainya, kuahnya terlalu encer. Buat yang penasaran mau coba Sate Cisitu, letaknya di Jalan Cisitu Lama tidak…

View the article

Seperti sudah pernah disampaikan dalam post sebelumnya, saya memulai lari guna menjaga kesehatan. Saat ini saya berada pada titik dimana harus berlari rutin 2 – 3 kali dalam seminggu, masing-masing sekitar 5 – 10 kilometer sekali jalan. Seiring waktu, ternyata ada keinginan lain, menempuh jarak lari yang lebih jauh.  Minggu, 22 Juli 2018 lalu akhirnya saya memberanikan diri mengikuti event lari tahunan di kota sendiri: Pocari Sweat Bandung Marathon (PSBM) 2018. Jarak yang ditempuh? 21 kilometer atau biasa disebut Half Marathon (HM). Untuk mereka yang terbiasa lari jarak jauh, jarak sebesar itu mungkin akan dirasa sepele. Namun bagi saya yang hanya rutin menempuh jarak 5 – 10 kilometer, jarak 21 kilometer terlihat fantastis. Jarak yang fantastis itu pula yang membuat saya ragu, bisakah finish di bawah COT (Cut Off Time)?  Race Pack Collection Penyelenggaraan HM PSBM tahun lalu (2017) dianggap sebagai HM terbaik versi Runhood, salah satu alasan kenapa saya memilih kategori ini untuk diikuti. Sebuah keputusan tepat ketika flash sale beberapa bulan sebelumnya saya memutuskan untuk mengikuti kategori ini, karena hanya dua hari flash sale, pendaftaran langsung ditutup alias sold out. Salah satu indikasi kalau event ini banyak peminat juga.  Cerita dimulai ketika Race Pack Collection (RPC) di Festival…

View the article

Liburan panjang kemarin sedikit bermanfaat untuk saya, jadi punya waktu beres-beres file di PC dan Laptop. Dan yang paling membuat saya senang: menemukan file tugas-tugas kuliah dulu. Saya sudah lupa tepatnya kapan film ini dibuat, seingat saya sekitar tahun 2007, saat saya dan teman-teman tim ini dibentuk menjadi satu kelompok untuk mengerjakan tugas akhir dalam mata kuliah Produksi Media-nya Dra. Laswani, M.Si. Melalui tugas ini, saya pribadi belajar banyak, menjadi mengerti betapa pentingnya proses riset dalam produksi sebuah film. Selain bahwa memang, membuat film itu sangat tidak mudah. Juga bahwa sebuah tim yang solid akan memberikan hasil yang solid. Langsung saja, semoga ada manfaat yang bisa diambil dari “tugas” kami satu dekade lalu: Feedback, meskipun sudah lewat satu dekade, tetap kami harapkan. Apalagi ajakan/tawaran pembuatan project serupa, juga sangat kami harapkan. Hehhe..

View the article

Ngapain Lari?

Hasil penelitian membuktikan bahwa seorang dewasa sehat yang berolahraga secara rutin umumnya lebih bahagia daripada mereka yang tidak berolahraga.

View the article
@