Jarang-jarang nih saya ulas makanan atau jajanan yang lokasinya di Bandung Timur, tapi yang satu ini memang tidak boleh dilewatkan. Seperti biasa setiap weekend saya pulang ke Gedebage, dan memang di sekitar rumah Mamah di Gedebage jarang sekali jajanan yang enak. Biasanya kami sedikit “bertualang” ke komplek-komplek di sekitar sana kalau mau mencari jajanan, Guruminda adalah salah satunya.

View the article

Bukan biasanya saya dan keluarga makan di tempat seperti ini, Holycow! Steakhouse by Chef Afit adalah sebuah restoran khusus steak yang bertujuan untuk memperkenalkan wagyu kepada orang banyak dengan harga yang terjangkau. Lebih terjangkau tepatnya, karena tetap saja, yang namanya wagyu pasti mahal. Dan mahal lah yang membuat saya yakin, kami akan makan di sini paling banyak ya satu tahun sekali!

View the article

Kedai makanan khas Jepang ini menawarkan ramen yang bisa dipesan kapan saja, 24 jam. Tapi, apakah rasanya enak? Bagaimana dengan harganya?

Simak ulasan saya dan istri tentang ramen langganan kami.

View the article

Beberapa waktu lalu, kami kembali berkunjung ke salah satu kedai kopi yang pernah saya sampaikan dalam daftar Lima Kopi Enak di Bandung Tahun 2018 lalu, Two Cents. Two Cents merupakan pilihan pertama kami kalau mau brunch, selain karena ada banyak pilihan makanan di sana pertimbangan lainnya adalah kopinya yang enak.

View the article

Akhir-akhir ini sering kita lihat kopi yang diseduh menggunakan sebuah kantung yang disematkan di atas gelas. Kantung itu namanya drip bag, atau dripper bag, atau filter bag, dan banyak istilah lainnya. Intinya adalah sebuah kantung penyaring yang menyangga kopi agar tidak ikut turun ke dalam gelas ketika dikucuri air, atau diseduh. Kertas penyaring yang dibentuk sedemikian rupa.

View the article

Pertengahan bulan Maret ini hujan masih rajin mengguyur kota Bandung, terutama dari siang ke sore hari. Sore tadi, seperti biasa, Ami mengirim pesan “Kalau pulang beliin bakso solo ya, sekalian beli Rhinos”. Rhinos itu obat flu, bakso solo itu bakso kampung yang isinya mie kuning agak keriting, sayur, kecambah dan tentu saja bakso. Kalau lagi flu, istri saya memang paling doyan makan yang kuah-kuah anget. Di pikiran saya yang ada toko obat dan bakso solo itu ya di sekitar Superindo Dago, setelah perempatan Sulanjana-Dago sebelum pertigaan Dago-Tirtayasa. Pulang kerja langsung menuju Superindo, saya baru sadar kalau tukang baksonya pindah ke area parkir motor Superindo, sebelumnya ada di trotoar. Beberapa tukang jualan yang biasa nongkrong di trotoar Dago memang sepertinya ditertibkan. Ada dua lapak bakso di sini, seingat saya keduanya sama saja, masih bersaudara. Rasanyapun sama. Satu di area masuk parkiran, satu lagi di area keluar parkiran. Keduanya kini mundur sedikit ke belakang, masuk ke area parkiran. Saya bungkus satu porsi bakso dari penjual yang mangkal di area parkiran motor, berarti yang sebelumnya di area masuk parkiran. Penjualnya bapak-bapak tua. Yang ngantor sekitar sini pasti hafal betul dengan lapak bakso solo ini. Khas bakso solo ini adalah kuah yang bening, tidak…

View the article
@