Yang sering main sampai larut malam di daerah Bandung kota atau Bandung bagian atas setidaknya pernah mendengar warung kopi (warkop) Gembul di Ciumbuleuit ini. Gembul, atau Gemboel, awalnya hanya menjual kopi dan Indomie tapi sekarang sudah banyak ragam sajian yang ditawarkan meski konsepnya tidak berubah: warkop. Sore tadi sepulang kerja, kami titip Kinanti di neneknya. Tujuannya, mengulang masa pacaran: makan sore di Gembul. Dulu ketika pertama kali datang, hanya ada dua atau tiga kursi panjang. Lapaknya memanfaatkan lahan kosong di sebelah bangunan yang sekarang malah jadi tempat berjualannya. Saya diajak teman yang kuliah di Unpar saat itu (Sipil 2002), kalau tidak salah menjelang tengah malam. Selain Indomie dan kopi (kopi sachet), Gembul juga menjual nasi kuning. Nasi kuningnya yang saya suka, dan membuat saya sering berkunjung. Selain dekat dengan kampus Unpar, salah satu alasan kenapa warkop ini populer adalah karena buka 24 jam. Jadi selain saat jam makan, Gembul juga pasti ramai selepas tengah malam. Sebetulnya hanya dua alasan tadi yang membuat warkop inj ramai, karena tidak ada sajian istimewa. Saat ini, selain tempatnya yang bertambah luas, Gembul juga menyajikan lebih banyak lauk tambahan untuk nasi kuningnya. Porsi standar nasi kuning di sini disajikan dengan telur dadar iris, mustafa (kentang…

View the article

Makanan dengan bahan dasar ikan olahan selalu menarik minat saya, saya suka siomay, batagor, dan pempek. Ada satu penjual pempek yang sering saya datangi, namanya Pempek 10 Ulu Pak Anang. Pempek 10 Ulu Pak Anang ini terletak sebelum pertigaan anatara Jalan Veteran dengan Jalan Sunda, Jalan Veteran ini satu arah, penjual pempek ini ada di sebelah kiri jalan. Tepatnya setelah showroom Nissan Veteran. Tempatnya tidak telalu besar, memanjang ke belakang. Meja dan kursinya juga tidak seperti resto, tidak ada penyejuk ruangan. Siap-siap untuk suasana seperti itu ketika berkunjung, yang menurut saya tidak mengurangi keinginan untuk kembali lagi ke sini. Salah satu alasan kenapa saya suka makan pempek di sini adalah karena cuko (cuka) yang mirip dengan sajian pempek yang saya temui ketika saya berkunjung ke Palembang, tempat asal sajian pempek. Cukanya agak keruh dan kental, ada aroma ebi yang bisa tercium dan ketika dicoba memang terasa ada campuran ebi di sana. Selain cukanya, saya juga suka pempeknya yang lembut dan terasa sekali kandungan ikannya. Pempeknya padat berisi, tapi tidak keras. Kulit luarnya juga tidak terlalu kering, pengalaman bertahun-tahun menggoreng sepertinya menghasilkan takaran tingkat kekeringan pempek di sini. Saya selalu pesan Lenggang, suka sekali dengan sajian Lenggang di Pempek 10 Ulu…

View the article

Soto ayam, atau khususnya soto, dapat kita temui di hampir semua daerah di Indonesia. Soto ayam saja kita kenal dengan soto khas dari Madura atau Lamongan, atau yang juga sering ditemui di Yogyakarta, beda lagi sotonya. Atau soto ayam Boyolali yang kuahnya bening, tidak diberi kunyit seperti tiga jenis yang saya sebut tadi. Pun begitu, soto ayam dari Jawa ini mirip-mirip satu sama lain. Misalnya soto ayam khas Lamongan dengan soto ayam khas Madura, bedanya hanya di penggunaan koya dan soun. Itulah kenapa soto khas Madura biasanya lebih gurih, dengan kuah yang lebih pekat. Sementara soto Lamongan biasanya lebih berlemak, hasil dari kuahnya yang menggunakan kaldu dari daging dan lemak sapi. Panjang bahasan mengenai soto ini, malah terpikir untuk kelak dibuatkan bahasan tersendiri tentang kekhasan soto dari seluruh pelosok nusantara. Mudah-mudahan ada waktu, tenaga dan rejekinya. Saat ini saya sedang membahas Soto Ayam Khas Madura yang ditemui di Simpang Dago. Alasan bungkus soto di sini adalah seperti biasa, murah dan dekat rumah. Seperti yang sudah disampaikan, soto ayam Madura punya kuah yang lebih kental dan gurih, di beberapa penjual soto kuahnya yang sudah gurih kemudian ditambah lagi dengan koya. Jadi gurihnya terlalu, sulit untuk dibilang nikmat. Di Soto Ayam Madura…

View the article

Pencarian saya untuk botol minum yang bisa (dan enak) untuk dibawa lari jarak pendek akhirnya berakhir setelah bertemu dengan botol 250ml dari Aonijie ini. Kategori enak adalah cukup ringan, tidak mudah jatuh, tidak terlalu besar, dan mudah untuk dipakai. Aonijie Handheld Hydration Pack ini terdiri atas satu botol Aonijie Hydration yang mampu menampung 250 mililiter air dan satu mini bag yang didesain khusus agar bisa menjadi penyangga botol saat kita genggam. Tas kecil ini terbuat dari bahan nilon, anti air, dan lembut sekali di punggung tangan. Ini penting, karena kalau bahannya tidak lembut, berpotensi menimbulkan lecet akibat gesekan saat berlari. Terdapat 2 kompartemen, satu di bagian dalam diperuntukan untuk handphone ukuran 4,7 inch satu lagi untuk barang-barang kecil seperti kunci atau uang receh di bagian depan. Sayang sekali, karena handphone saat ini jarang sekali yang berukuran di bawah 5 inch. Terdapat juga tumbhole yang ergonomis, sehingga genggaman lebih mantap ketika sedang digunakan. Botolnya sendiri terbuat dari bahan bebas BPA sehingga tidak menurunkan kualitas air yang dimasukan ke dalam botol, ini juga berarti tidak akan merubah rasa airnya, anti-bakteri. Meski ringan dan mudah untuk diremas, botol ini tidak terasa ringkih. Dilengkapi dengan nipple dari bahan karet dengan model lama yang harus…

View the article
@