Dibungkus: Baso Panghegar Mang Ade
Sekitar pertengahan tahun lalu saya melewati Jalan Hasanudin, sekitar belakang RS Borromeus sampai Unpad DU, dan menemui sesuatu yang tidak biasanya. Trotoarnya kosong. Padahal kawasan ini termasuk yang banyak PKLnya, saya sering sekali makan di sekitaran ini, mulai dari cemilan seperti cilok sampai warung nasi gudeg langganan ada di sini. Ternyata saat itu telah terjadi penggusuran, kios-kios dan bangunan non-permanen itu dirobohkan. Lapak Baso (Bakso) Panghegar Mang Ade adalah salah satu PKL yang kena gusur. Itulah kenapa akhir tahun lalu lapaknya sempat menghilang. Namun tidak lama, Mang Ade akhirnya memindahkan lapaknya ke seberang lapak lama, persis di seberang lapaknya yang dulu. Kini, lapak barunya lebih nyaman karena areanya terbuka dan terasa lebih luas. Mang Ade ini dikenal dengan porsinya yang besar, selain baksonya yang enak dan ceker (kaki) ayamnya. Baksonya lembut, tidak terlalu kenyal, dan tidak berbau aneh. Beberapa bakso di pinggir jalan, tidak banyak, biasanya berbau bahan kimia yang menimbulkan asumsi penggunaan bahan pengawet yang cukup banyak. Untuk alasan kesehatan, tentu kita akan menghindari itu. Bakso yang dipakai, sudah bisa ditebak, adalah Bakso Panghegar. Pengrajin bakso asal Bandung yang kualitasnya sudah dikenal baik, halal dan bebas pengawet. Jadi, tidak perlu khawatir kalau mau jajan di Baso Mang Ade. Berjualan…
View the article









